PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN DAKWAH

Setelah memahami bab ini para aktifis dakwah kampus hendaknya mampu menyelenggarakan dakwah di kampusnya secara ihsan

Para penyelenggara dakwah di berbagai kampus, baik sekolah maupun perguruan tinggi, perlu dibekali dengan kemampuan praktis yang membuatnya lebih mampu untuk bergerak sesuai dengan tuntutan medan dakwah. Tetapi di samping itu mereka harus tetap konsisten dengan aqidah shahihah, fikroh salimah dan manhaj dakwah.



Untuk itu ada 3 (tiga) modal dasar bagi para aktifis dakwah kampus, yaitu:
1.Penguasaan medan dakwah di kampus masing-masing.
Hal ini meliputi penguasaan terhadap medan dakwah, situasi dan kondisi kampus, serta peraturan-peraturan yang berlaku di kampus tersebut. Pengenalan terhadap medan dakwah merupakan keharusan bagi para penyelenggara dakwah sebagaimana telah kita ungkapkan dalam pembicaraan terdahulu.

2.Penguasaan fiqhud dakwah.
Seseorang penyelenggara dakwah kampus hendaknya memahami betul tahapan (marhalah) yang mesti ditempuh sesuai dengan kondisi yang dihadapinya. Sikap tergesa-gesa dan lepas control tidak akan membawa kebaikan bagi dakwah.

Kegiatan dakwah kampus yang difokuskan oleh penyelenggara dakwah hendaknya bersifat umum dengan memilih marhalah yang tepat secara tawazun dan tadarruj. Dengan demikian, lebih memungkinkan untuk cepat membentuk opini Islam. Hendaknya aktifis dakwah kampus jangan menyamakan dakwah aamah dengan pembinaan takwiniyyah sebab dapat menimbulkan fitnah dalam kelangsungan dakwah di kampus tersebut.

3.Ketrampilan menyelenggarakan kegiatan yang menarik.
Ketrampilan ini lahir dari kemampuan manajerial dan kreatifitas yang tinggi. Kemampuan memimpin dan mengelola suatu kegiatan dakwah yang menarik sebenarnya dapat dipelajari dan dilatih. Kesungguhan akan belajar tentu akan membuat Allah memberi kita jalan untuk meningkatkan dakwah ini.

Firman Allah: “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencapai keridhoan Kami, sungguh Kami akan tunjukkan kepada mereka Jalan-Jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS: Al-Ankabut 69)”

PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN DAKWAH UMUM DI KAMPUS
Setiap aktifis hendaknya memiliki pedoman dasar yang jelas dalam menyelenggarakan dakwah aam di kampus. Sebab lahan dakwah kampus perlu di bina dengan pendekatan yang khas dan sesuai dengan alam berpikir obyek dakwahnya.
Ditinjau dari fiqhud dakwah, beberapa prinsip berikut ini hendaknya diperhatikan oleh para aktifis dakwah kampus:

1.Mengutamakan Dinamika Gerak Bukan Kebekuan.
Dakwah Islam senantiasa bersifat dinamis, kreatif, dan penuh daya hidup. Ini memang telah menjadi ciri khas yang membedakannya dengan seruan-seruan di luar Islam. Sejak awal Islam telah menyatakan perang terhadap jumud dan statisme.
Firman Allah: “Dan janganlah kamu mengikuti yang tidak ada pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan diminta pertanggungjawabannya. (QS: Al Isra 36)”

Islam tidak akan mengajarkan ummatnya untuk bersikukuh dengan suatu tradisi tertentu yang dianggap berasal dari agama padahal tidak bersumber dari Kitabullah atau sunnah Rasul-Nya. Ia membedakan sunnah yang adapt dan syar’i secara jelas, menerima perombakan dalam wasilah (sarana) atau metode (uslub) sepanjang tidak menyalahi aqidah, syari’at atau akhlak.

Obyek dakwah kampus umumnya menaruh perhatian pada sifat dinamis dan aktif, bukan kejumudan atau kebekuan. Dari itu, mahasiswa atau pelajar yang didakwahi hendaknya mendapat kesempatan berdialog secara bebas dan terbuka. Sesungguhnya aqidah dan fikroh Islam itu teruji secara ilmiah sepanjang pengakuan terhadap fitrah tetap dipegang teguh. Berbeda dengan pola-pola hidup jahiliyyah yang menyimpang dari fitroh maupun rasio manusia.

2.Mengutamakan Kesederhanaan Bukan Berlebihan.

Penyelenggaraan dakwah tidak perlu bertumpu pada biaya mahal atau penampilan yang glamour. Apalagi kantong mahasiswa umumnya tidak cukup kuat untuk menanggung beban yang berat sementara mereka sendiri tengak kita ajak ke jalan Allah. Gunakan sarana-sarana yang ada seperti mesjid, ruang kelas, aula dan sebagainya untuk kegiatan dakwah tanpa menentukan biaya yang berat bagi para audiens.

Berbagai organisasi dakwah pemuda yang membina mahasiswa lebih banyak memboroskan biaya ketimbang membentuk opini mahasiswa, ini karena para penyelenggaranya tidak memahami watak Islam itu sendiri.

Firman Allah: “Dan janganlah kamu memboroskan hartamu secara berlebihan. Sesunguhnya pemboros-pemboros itu adalah kawan syaitan dan sesungguhnya syaitan itu amat ingkar kepada Rabb-Nya. (QS: Al-Isra 26-27).

Dalam dakwah kepada mahasiswa, yang terpenting adalah memudahkan para audiens menagkap pesan-pesan Islam bukan kegiatan yang mewah tanpa mencapai target yang berarti.

3.Metodologi Yang Fleksibel.
Dakwah aamah memerlukan berbagai sarana yang komunikatif dalam penyampaiannya. Para pelajar dan mahasiswa sangat partisipatif terhadap penyampaian yang fleksibel, tidak monoton atau membelenggu pemikiran. Penyajian dakwah tidak mesti dengan khutbah atau ceramah saja, tetapi segenap cara boleh digunakan sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah, fikroh mapun akhlak. Ini merupakan sifat khas dakwah Islam itu sendiri.

Firman Allah: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih baik. (QS: An-Nahl 125).
Rasulullah dalam berdakwah selalu menggunakan cara yang mudah, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh para mad’u-nya.

Beliau Bersabda, “Mudahkanlah (segala urusan) dan janganlah mempersulit ! Dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh.”

4.Tema Dan Isi Yang Menarik.

5.Terarah Dan Berkesinambungan.

6.Memberikan Keteladanan Dalam Segala Segi.

7.Membentuk Opini Dan Lingkungan Yang Islami.

8.Menuju Kepada Pembinaan Yang Tuntas, Integral, Dan Tidak Parsial.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN DAKWAH"

Post a Comment

Sahabat... semua ide punya cacat, tapi dengan pendapat dari mu, ide itu akan semakin sempurna :
Ayo sempurnakan ide agar dia jadi kenyataan,Demi PERUBAHAN!!!!