pagi itu seorang remaja belasan tahun terlihat lesu. di penghujung bulan yang begitu disakralkan banyak orang. sesaat kemudian dia bangkit, berusaha menghapus lelah dan sedih di wajahnya. dia bangkit..setelah sesaat terpuruk..hanya sesaat. ringan sekali pergantian mimik itu bagai aktor yang telah beberapa kali mendapatkan piala citra.raut ketabahan jelas terlihat oleh ku yang hanya berada sedepa dari nya. ah kawan..apa yang ada dalam benakmu sekarang?
kawanku..remaja laki laki belasan tahun yang telah diwariskan saeorang kakak perempuan dan tiga orang adik oleh ayahnya yang telah berpulang beberapa tahun lalu.sekarang rumah satu-satunya pun telah dipanggil oleh yang memilikinya.ibunya, perempuan separuh baya itu tanpa sengaja menjatuhkan lilin ke ceceran bensin yang sehari hari dijualnya dan menghanguskan semuanya...
aku merasa beban itu terlalu berat baginya.satu orang kakak perempuan, tiga orang adik, dan seorang perempuan separuh baya yang selalu dipanggilnya ibu yang sekarang sedang terbaring di rumah sakit dengan wajah melepuh dijilati api.bagaimanapun kawanku itu masih remaja belasan tahun yang baru saja meninggalkan masa kanak-kanaknya. bahunya belum cukup lebar menyangga beban seberat itu
beberapa hari kemudian aku menemukan diriku salah. sama sekali salah, dia bukan remaja belasan tahun, dia adalah seorang pria..yang sanggup bangkit dalam keterpurukan.kitab kitab yang telah dibacanya dan ilmu yang telah dipelajarinya bertahun tahun benar benar membantunya..saat inilah sebenar-benarnya iman.disaat terjepit..disaat lapar..disaat tak ada tempat berteduh.bukan omongan kosong diatas mimbar saat amplop menari nari dipelupuk mata.bukan wacana di gedung dewan disaat perut kenyang.
dia masih bersyukur, bahkan disaat orang awam merasa tak ada lagi yang patut disyukuri.dia masih ingat tuhan disaat orang lain merasa tuhan telah lupa padanya.aah...anak sekecil itu.telah sanggup melakukan apa yang mungkin belum sanggup aku lakukan.bahkan oleh sebagian orang yang telah lebih tua dariku.
hari itu kulihat iman sebenar benarnya.sesuatu yang sulit kujumpai pada zaman ini.iman yang kulihat bukan dari pria tua bersorban dan berkopiah haji.bukan dari gentleman yang bersafari, bukan dari pria pria tampan berjenggot dan bekas hitam didahinya, bukan dari lelaki yang selalu kudengar ocehannya setiap jumat..tapi dari seorang remaja sederhana belasan tahun..berkaus lusuh dan memakai jeans..dia kawanku..
____________________
**) tulisan ini milik salah satu sahabat baik uni ria.kata uni Ria : kemarin malam dalam keadaan lelah karena suatu keperluan saya membacanya, sangat menyentuh.. dan dia bilang ini kisah nyata....
saya jadi ingat dosa yg semakin menggunung dan iman yang entah apa kabarnya hari ini.. dan ditambah sedih kalau ramadhan telah menjelang dan saya rasanya belum menyiapkan apa-apa.. Allah, ramadhan kali ini saya tak punya banyak impian lagi, sedikit saja dan berharap itu dapat terwujud di akhir bulan nanti..
buat semuanya... selamat menunaikan ibadah-ibadah ramadhan.. mohon maaf lahir dan bathin...
Sebuah cerita yang sangat menyentuh. Bagus tuk dijadikan pelajaran bagi semua orang. Semoga Allah SWT membalas ketabahan remaja tersebut dgn kebahagiaan...
ReplyDeletesubhanallah...! luar biasa sekali kawan itu...
ReplyDeleteternyata, kematangan iman bukan karena tebalnya buku yg dibaca, atau banyaknya majelis taklim yg dihadiri, tapi dari luasnya hati menerima kenyataan hidup...
melalui cerita ini, sang "kawan" telah menjadi guru bagi saya, lewat pengalamannya... terima kasih kawan!
wonderfull, keren bgt. dari cerita na memberi inspirasi dan membuka mata ana yang mungkin belum sanggup seperti dia. semoga jalan selalu dibukakan untuk orang yang selalu mensyukuri segala bentuk cara Allah untuk emnunjukan kasih sayang Nya kepada hamba-hambaNya yang istiqomah.
ReplyDeleteibos, tulisan ini di posting disini juga ya, makasih ya..
ReplyDeletetapi berhubung itu juga tulisan kawan uni, mohon disebutkan juga link nya (uni meng link ke FS dia, karena sayang aja, hak cipta gitu..he.he..
nyoba comentnya ah..
ReplyDeletemerinding bacanya....
ReplyDeleteah... kadang sedikit saja hal buruk sudah membuat kita meratap pilu, tak terima...
padahal segala apa yang di sisi kita bukanlah milik kita...
subhanallah
;) keren nih, komen ibos ada emoticon nya.
ReplyDeletesering2 kasih kommen ya..:D
bagus bagus, menampilkan pandangan dari sisi2 yg lain, tapi kelimat di paragraf terakhir kurang bijak, namapak unsur kemarahan, bisa menimbulkan pandangan negatif terhadap orang lain.
ReplyDelete