Cukup jauh perjalanan ini kutempuh dalam naungan ukhuwah untuk bertemu adik tercinta. Ibu dan Ayah kita telah banyak memberikan bekal untuk mengarungi perjalanan panjang ini. Entah adik dimana kurasa semua lorong sudah kususuri, namun abang belum berjumpa dimana adik berada. Mungkin Allah belum mengizinkan perjumpaan kita dalam amal jama’i ini.
Sesuai alamat yang adik tinggalkan di rumah, yang pertama abang tuju adalah rumah Bapak ammah. Sampai di rumah beliau dengan sedikit basa-basi abang bertanya tentang kontribusi dan keberadaan adik di sana. Sesuai kontrak dengan Pak Ammah adik disitu hanya 1 tahun. Dengan hati penuh kerinduan abang mendengarkan cerita Pak Ammah tentang adik. Belum lama bercerita Pak ammah sendiri sudah mulai heran, sebab nama adik tertera jelas dalam daftar nama penghuni, namun seingat Pak Ammah dan berdasar absensi yang pernah dilakukan, keberadaan adik sangat dipertanyakan. Saat rapat-rapat, saat-saat aksi, dan kegiatan-kegiatan di rumah Siyasah, adik jarang hadir. Juga cukup jarang memberitahukan alasan-alasan adik.
Kegembiraan abang di awal justru menjadikan kerinduan semakin memuncak dan menambah beban kesedihan, termasuk juga yang abang lihat dari berkaca-kacanya mata Pak Ammah saat menceritakan adik.
Tak mungkin surut langkah ini berjalan untuk mencari adik. Dan abang tetap melanjutkan langkah-langkah kecil ini. Abang juga ingat seorang sahabat adik yang cukup dekat dengan adik saat itu, yang tinggal di Gang UKK. Langkah kaki abang pun tertuju ke sana. Sampai di mulut gang abang kembali mendapat petunjuk dari pedagang yang berjualan disitu kalau sahabat adik tinggal di rumah dengan lambang RAI. Tanpa berpikir lama abang langsung mencari rumah dengan lambang RAI sesuai penjelasan pedagang itu.
Sampai di rumah itu abang terkejut, sebab rumah RAI itu mirip rumah kosong, sepi penghuni, meja kursi berantakan, atap rumahnya bocor dan hampir roboh. Dengan was-was abang memberanikan diri untuk masuk. Setelah coba masuk. Ternyata di dalam kamar rumah RAI itu masih ada yang penghuninya, yang hidup sederhana apa adanya.
Tanpa basa-basi abang tanya tentang keberadaan adik, anehnya orang yang belum saya tanya namanya itu justru bertanya balik tentang adik kepada abang, kemana selama ini. Padahal sangat banyak kegiatan yang dilakukan dirumah RAI. Kembali orang lain bertanya tentang adik dan keberadaan adik setelah sebelumnya Pak Ammah.
Subhanallah, kerinduan ini semakin mencuat dan membanjiri seluruh raga abangmu ini. Semangat semakin bulat untuk mencari dan bertemu dengan adik. Berhari-hari berjalan, lelah, jauh dan mengharukan. Abang sadar bekal abang dalam perjalanan ini terbatas dan tinggal sedikit. Kaki sudah berat dan enggan melangkah. Namun dari kejauhan nampak sebuah warung. Tak peduli beratnya kaki diangkat semangat dan pikiran abang mengharuskan untuk sampai ke warung itu. Alhamdulillah sampai juga akhirnya.
Warung itu jelas terbaca dan tak mungkin terlupakan, sebab dari situlah dulunya abang berasal serta mendapat banyak bekal. Ya di Warung Forum tempat orang singgah menata niat dan tujuan.
Setelah melepas penat dan mencoba memompa semangat, di warung forum abang coba menjelaskan perjalanan ini kepada pemilik warung. Sebab kerinduan ini, abang jelaskan secara detail tentang adik. Dan senangnya hati abang ketika pemilik warung mulai bercerita tentang kontribusi adik. Beliau bercerita tentang begitu semangatnya adik di awal tahun dalam membawahi salah satu cabang warung forum. Walau pada kelanjutannya cabang-cabang warung itu tidak berjalan optimal.
Dikarenakan banyaknya cabang-cabang warung yang tidak berjalan optimal dari yang direncanakan, warung forum mengalami kerugian dan bangkrut dari tahun ke tahun. Abang turut berduka mendengar berita ini, sebab abang ingat betul bahwa banyak bekal yang abang dapatkan dari warung itu dulu hingga saat ini. Dengan berat hati, sedih dan kerinduan semakin mendalam, kulanjutkan perjalanan ini ke rumah pak lurah sesuai penjelasan pemilik warung tadi. Katanya di rumah pak lurah ada data semua penduduk di desa ini.
Pak lurah yang tinggal di Jalan Dakwah no.16 bernama Pak Kdr. Orangnya ramah, penyayang, dan bijaksana. Setelah dipersilakan masuk di ruang tamu, mulai abang utarakan satu persatu pemberhentian dan perjalanan yang telah terlewati. Pak Kdr bersama petugas yang menemani pun memahami hal tersebut, yang saat ini cukup membuat pusing beliau tentang maraknya kasus yang abang alami. Langsung Pak Kdr yang bijak itu mengeluarkan buku data penduduk untuk kembali mencari keberadaan adik dimana. Semua tempat singgah yang abang lalui juga terdata lengkap di buku itu. Sesuai data yang ada nama adik pernah berada di ruang-ruang kontribusi tersebut.
Saat petugas pembantu Pak Kdr itu mencoba mengingat-ingat kalau tidak salah adik pindah ke desa UK tanpa memberitahukan petugas kelurahan. Desa UK letaknya lumayan jauh di bawah bukit. Tak berpikir lama, bergegas abang pamitan dan melanjutkan perjalanan menuju desa UK. Entah Allah belum mengizinkan pertemuan kita atau memang abang harus terus bersabar. Dan kerinduan ini semakin mendalam.
Allahu akbar, kesabaran yang seperti apa yang kembali diuji dalam perjalanan ini. Ternyata setelah sampai di desa UK katanya adik sudah pindah ke kota kampus yang letaknya sangat jauh.
“Dik, abang begitu lelah berjalan ingin bertemu dengan adik. Mimpi-mimpi malam berjumpa dengan adik, sering menghiasi kerinduan ini.”
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” [9:105]
Abang yakin kau sedang bekerja di sana, beramal, membangun umat, memperbaiki dan terus memperbaiki keadaan yang semakin carut marut ini. Namun abang juga sangat rindu ingin berjumpa dalam kerja-kerja bersama. Di rumah Siyasah, forum, dan Kaderisasi. Ya, bukan sendiri-sendiri karena tak banyak yang bisa dilakukan sendiri.
Di sini abang bersama yang laen, Adik dimana?
note:
.adik = ADK
.yg laen disesuain sendiri
Saya Senang dengan Kisah yang Kamu publikasi kan.
ReplyDeleteTapi , saya kurang mengerti , Karena tidak terdapat THE END dr Cerita ini . Terus Terang saya jadi Penasaran hehehehe
Tapi Terus Lah Berjalan , tuK Mencari ADIK yang kamu maksud itu ^^
GUD LUCK yah :) ALlah seLalu menyertai mu ^^ ( Amien... )
maaf dian, kisah Adik dimana?? sebenarnya penuh dengan kiasan, bukan arti sebenarnya. tapi ini berkenaan dengan kondisi/fenomena yang terjadi di kampus2, dimana banyak aktifis dakwahnya yang memilih untuk tidak beraktifitas di kampus...
ReplyDeleteAdik = kiasan dari "Aktifis Dakwah Kampus",
sampai hari ini kampus2 makin kekurangan aktifisnya sementara fungsinya sangat besar..? thanks
Ana yakin Si adik pun merasakan betapa abangnya sangat membutuhkan dia, namun karena berbagai kepentingan entah itu kepentingan pribadi atau kepentingan yang tak bertujuan, si adik mencoba untuk menghindar untuk beberapa saat ataupun untuk waktu yang agak lama. Tenang brother, kerinduan itu tidak brother saja yang merasakannya, tetapi kami di negeri minang, tepatnya di sebuah universitas di kota padang juga sangat merindukan kehadiran dan kebersamaan kembali dengan si adik. Namun, mungkin ini semua ujian dari Allah agar kita harus berkomitmen dan bersabar lagi. Allahuakbar....
ReplyDeleteAssalamu'alaykum...
ReplyDeleteBila berita surga tak lagi membuat hati merindu
Bila berita neraka tak lagi membuat hati merana
Maka perhitungan amal hanyalah angan- angan
Dan akhirnya Mati dalam jasad yang bergerak resah.
Coba kita renungkan yang dialami ADIK hari ini bahwa semua penurunan dan merosotnya jiwa kepahlawanan, berkurangnya resistensi diri terhadap kontaminasi dosa serta semakin muadahnya mengidap futur, pencemaran riya' terhadap amal kerja, menurunnya komitmen beribadah, bangga diri berlebihan, konflik internal yang berkepanjangan. ternyata tanpa sadar mennyeret kontribusi diri kita. langsung maupun tidak langsung,besar maupun kecil.
Namun Maha suci Allah yang memberikan peringatan kepada kita untuk segera mengambil kembali kesadaran dan menyegerakan pertaubatan Akan kekhilafan yang tanpa kita sadari memiliki andil dengan kondisi ADIK.
Wa'alaykumussalam...
ReplyDeleteIya uni memang apa yang uni sampaikan ana sepakat....
ana sekarang lagi mempelajari buku2 manajemen nih terkhusus manajemen SDM, sebenarnya perubahan itu akan terjadi setiap waktu pada diri manusia termasuk kader dakwah, namun harus diarahkan....
Islam pasti akan jaya...!
assalamu'laykum...
ReplyDeleteMelihat fenomena ADIK ini uni jadi ingat dengan apa yang katakan oleh Imam Syahid Hasan Al Banna bahwa: "ada 3 hal yang seandainya ada dalam jiwa kita maka kita akan dibawa melangkah ke jalan kemulian dan kemenangan sebagaimana yang telah terjadi pada gerasi zaman Rasulullah saw, yaitu KEIMANAN YANG SEMPURNA, CINTA(UKHUWAH), DAN PENGORBANAN.
uni pikir ada revansinya dengan kondisi ADIK hari, yang menjadi masalah adalah goyahnya 2 fondasi utama Ma'rifatullah dan ukhuwah.jadi klu antum mau kaji tentang manajemen SDM, jangan lupakan 3 hal di atas.ok,good luck!! smoga membawa perubahan
Asw.saat ini prn/title ADK sdh bkan brg yg bnyk diminati oleh para pemuda muslim,, bnyk di antara mrk yg jstru menjdi ADK sbg list kesekiannya dari rentetan amanah mrk.mnrut hemat ane ada bbrp penyebab dri itu semua, mis:
ReplyDeletea.krgnya pemahaman mrk terhadap urgnsi dakwah kmps bisa aja ni disebabin krg optimalnya prn kdrisasi kmpz dlm mencetak kder yg g suka keder.ini jg disebabin krgnya minat bc adk dlm memperdalam tsaqofah.
b.lunturny prioritas dakwah adk,,bisa jd krn tarbiyah yg g efektif, murobbi/ah kurag inovasi materi, pemerimaan berita yg g update.
c.adk menjauh bs jd krn qiyadah jg g jeli melihat kemampuan jundinya.salah pemenpatan bs menjadi bumerang bg adk dlm melaksanakan amanahnya.
dan banyak lainnya.tapi kebanyakan memang karna adk msh dalam comfort zone bang,,,makanya gelora dakwah dan jihad dikampus makin terkikis. oia coba bc artikel ane ttg peran pemuda deh di selalusemangat.blogspot.com,,,sekalian promosi.
af1 kalo ada yang salah ato kurang.