PRIBADI AKTIFIS DAKWAH KAMPUS

Setelah memahami bab ini hendaknya para aktifis dakwah kampus mampu bersikap dan bersifat ihsan dalam melakukan aktifitas dakwah di kampusnya masing-masing

Siapakah yang dimaksud aktifis dakwah di sini?
Aktifis dakwah kampus yang dimaksud di sini buknlah semata-mata berarti ia seorang mubaligh atau ahli seminar di kampus-kampus. Tetapi juga setiap ikhwah yang terlibat dalam kegiatan dakwah kampus. Mereka hendaknya aktif berperan serta dalam dakwa aamah dan harokah zhohiroh di kampus tersebut. Tidak ada alasan untuk meninggalkan tugas dakwah ini. Keterlibatan setiap aktifis dakwah kampus berpengaruh besar terhadap kelancaran program dakwah aamah di kampusnya.



Setiap aktifis dakwah di kampus harus memahami betul medan dakwah yang akan dihadapinya. Karena ini merupakan modal dasar yang penting di samping modal kefahaman dakwah itu sendiri. Ia dituntut untuk memiliki sifat-sifat yang mampu mengantispasi gejolak obyek dakwah. Lebih dari itu diharapkan mampu menjadi problem solver dan pembimbing yang handal bagi para mad’unya.

Agar memiliki daya tarik (kharisma) yang kuat di kalangan obyek dakwah kampus maka hendaknya setiap aktifis dakwah kampus melengkapi dirinya dengan sifat antara lain:
A. Sifat-Sifat Dasar
Sifat-sifat ini sesuai dengan sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang penyeru ke jalan Allah pada umumnya. Dalam pembahasan ini, kita akan mengemukakan dalil-dalil bagi sifat tersebut dan kaitannya dengan aktifitas dakwah kampus.
1.Niat Yang Ikhlas
Ikhlas merupakan modal utama setiap da’i. Dakwah kita harus benar-benar menyeru ke jalan Allah (da’iyan ila sabilillah). Dalam mengajak manusia, termasuk para pelajar atau mahasiswa, kita tidak boleh mengharapkan yang lain daripada ridha Allah. Inilah kunci keberhasilan dakwah kita. Firman Allah:Itulah karunia yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. Katakanlah,’Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. (QS Asy-Syura 22).

Dalam berdakwah di kampus, seorang aktifis dakwah kampus tidak berambisi menonjolkan dirinya, mencari popularitas, pengaruh, atau jabatan tertentu di dunia kemahasiswaan. Ia mengarahkan niatnya semata-mata untuk meninggikan agama Allah dengan menyebarkan syi’ar Islam di tengah lingkungan kampusnya. Ia senantiasa menghindar dari sifat riya yang menghapuskan amal. Sesungguhnya yang aku takuti dari kamu adalah syirik yang halus yaitu riya (HR Bukhori).

Keikhlasan ini dibangun oleh hubungan yang kontinyu dengan Allah, dalam ibadah dan pendekatan ruhiyah. Orang yang dekat kepada Allah, senantiasa akan mengarahkan aktifitas hidupnya untuk jalan Allah. Sebaliknya orang yang jauh dari jalan Allah tidak akan bersifat ikhlas dalam hidupnya.

Dalam dakwah di kampus sifat ikhlas ini akan teruji dalam berbagai keadaan. Seperti ketika memilih mad’u yang hendak kita dakwahi, sewaktu mengarahkan mereka ke jalan Allah dan sebagainya. Seorang aktifis yang ikhlas misalnya, akan memilih mad’u berdasarkan kepentingan Islam bukan berdasarkan kepentingan pribadi.

2.Benar Dan Jujur
Setiap aktifis dakwah kampus hendaknya memiliki sifat siddiq. Siddiq artinya benar dan jujur dalam menyampaikan kebenaran ajaran dinullah. Tidak membuat-buat kedustaan atas nama Dinullah untuk maksud-maksud tertentu. Kejujuran itu merupakan wasilah (sarana) penghubung dalam dakwah dan membawa ke jalan kebaikan.

Rasulullah bersabda:Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke syurga. Selama seseorang benar dan selalu memilih kebenaran, dia tercatat di sisi Allah seorang yang jujur. Hati-hatilah terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang berdusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong). (HR Bukhori)

3.Amanah Dan Tidak Khianat
Aktifis dakwah kampus hendaknya memiliki sifat amanah terhadap berbagai tanggung jawab yang dipikulkan kepadanya. Amanah utama adalah menyampaikan ajaran Islam kepada obyek dakwah kampussesuai dengan kebutuhan ummat dengan metode yang minhaji, serta ditunaikan dengan sebaik-baiknya.

Allah berfirman:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS Al-Anfal 27)
Sesungguhnya sifat amanat merupakan ciri khas orang mukmin, sedangkan khianat merupakan watak orang munafik.

4.Tawadlu Dan Berprestise
Setiap aktifis dakwah kampus hendaknya bersikap tawadlu (rendah hati) terutama terhadap sesama anggota masyarakat kampus yang beriman. Sikap tawadlu akan meningkatkan derajat pribadi sehingga menjadi berwibawa dan berkharisma. Sebaiknya sifat sombong dan memalingkan muka dari manusia akan mengakibatkan kebencian orangnya dan jatuhnya derajat kita.

Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku ”bertawadlulah (rendahkan diri) hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak menganiaya terhadap lainnya”. (HR Muslim). Sifat tawadlu tidak akan menjatuhkan gengsi seseorang , bahkan akan menaikkan prestisenya. Bila seseorang yang intelek memiliki sifat tawadlu, masyarakat pun akan menaruh hormat, karena dia sebenarnya dimuliakan Allah dengan ilmunya. Rasulullah bersabda: Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang memaafkan melainkan kemulyaan. Dan tiada orang yang bertawadlu (merendahkan diri) karena Allah melainkan dimuliakan oleh Allah. (HR Muslim)

5.Lemah Lembut, Pemaaf dan Penyantun
Sifat lemah lembut merupakan modal utama para aktifis dakwah karena sifat ini akan membuatnya luwes dalam bergaul menghadapi berbagai lapisan masyarakat termasuk lapisan pelajar dan mahasiswa. Jiwa muda membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang terpancar dari kelemahlembutan. Rasulullah juga memerintahkan agar para du’at bersikap lemah lembut, pemaaf, dan penyantun.

Untuk memberikan gambaran kecintaan Allah kepada orang yang lembut ini Beliau bersabda: Sesungguhnya allah lunak, suka pada kelunakandan memberi karena kelunakan dan ketenangan apa-apa yang tidak didapat dengan kekerasan, terburu-buru dan sebagainya. (HR Muslim)

6.Sabar Dan Teguh Pada Pendirian

Aktifis dakwah kampus akan berhadapan dengan para pelajar dan mahasiswa yang notabene merupakan produk sistem jahiliyyah yang kini tengah berlaku. Kita menyadari betapa besar potensi dan peranan mereka bagi dakwah dan ketinggian ajaran Islam, dari sudut intelektualitas, sikap kritis, maupun prospek masa depan. Karena itu, hendaknya kita shabar dengan teguh dalam berdakwah di kampus. Hendaknya ada kesiapan untuk kerja keras dan ekstra ketat karena akan menghadapi berbagai tantangan dari pihak-pihak yang sama-sama berkepentingan terhadap obyek dakwah kampus. Karena itu, hendaknya kita beradu kesabaran dengan mereka. Mengapa mereka begitu shabar dalam kebathilannya sementara kita tidak sabar untuk menetapi kebenaran?
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetap bersiap siaga. Bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat kejayaan. (Ali Imron 200).

B. Sifat-Sifat Khusus
Di samping sifat-sifat dasar bagi juru dakwah, aktifis dakwah kampus hendaknya memiliki pula sifat khas untuk menghadapi obyek dakwahnya yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa, dan sivitas akademika lainnya. Penjabaran dari sifat-sifat ini kita kaitkan dengan kepentingan dakwah di kampus. Beberapa sifat tersebut antara lain:

1.Kritis
Ikhwah aktifis kampus hendaknya kritis terhadap permasalahan yang sedang trend di masyarakat, dapat memberikan suatu tanggapan yang positif dan Islami terhadap berbagai permasalahan yang ada. Hal ini tercermin dalam sikap dan pembicaraannya. Sifat kritis dapat dikembangkan dengan selalu mengikuti berita-berita yang ada di mass media.
Sifat kritis dibutuhkan untuk menghadapi pola pikir mahasiswa yang kritis dan realistis. Mereka ingin mendapatkan jawaban Islam yang mampu mengantisipasi realitas yang ada da tidak mau dijejali dengan teori-teori semata.
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berkualitas) dalam segala kegiatan. (HR Muslim).

2.Lugas Dan Terbuka
Bersifat lugas artinya lincah dan fleksibel, tidak bersikukuh dengan satu uslub atau cara dalam rangka melakukan suatu tindakan. Selalu terbuka dalam menerima ide-ide baru yang positif dari berbagai pihak. Jangan mempersempit ruang gerak sendiri dengan terlalu memaksakan ide sendiri atau menimbulkan banyak musuh dengan menolak pandangan-pandangan dan ide-ide yang kurang sesuai dengan keinginan kita.

Sesungguhnya, ide dan pandangan obyek dakwah kampus biasanya rapuh dan cepat sekali berubah. Belum ada suatu bentuk baku pada pandangan mereka. Untuk merubahnya, hendaknya kita mau menyelami pemikiran mereka sedikit kemudian melakukan perubahan secara sistematis dan akurat, bukan menolak langsung.

Sifat terbuka sesuai dengan karakteristik ulul albab. Allah berfirman: Dan orang-orang yang menjauhi thagut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (QS Az Zumar 17-18).

3.Memiliki Leadership
Aktifis dakwah kampus hendaknya memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Mampu untuk mengelola suatu kegiatan, mengambil keputusan, memimpin pertemuan, memenej organisasi, dan lain-lain. Juga memahami segi-segi administrasi modern yang saat ini berlaku.

Hal ini sangat dibutuhkan baik sebagai wasilah (sarana) dakwah maupun dalam prencanaan atau pelaksanaan dakwah sendiri. Aktifis yang mampu untuk menerobos pada kelembagaan-kelembagaan yang ada baik intar maupun ekstra jelas harus memiliki bekal ini sehingga ia mampu mewarnai, merembes, sampai dapat mengendalikan suatu kegiatan sehingga memiliki nilai dakwah yang baik tanpa kehilangan sifat pribadi muslim dan aqidah Islamiyyahnya.

Sesungguhnya dakwah sekarang memerlukan kader-kader yang bersifat Aliimun Za’iim (pandai dan mapu memimpin) dan Hafidzun Amiin (pemelihara dan terpercaya).
Jiwa pemimpin yang diperlihatkan Rasulullah seperti suka bermusyawarah, memaafkan kesalahan orang, bersikap lunak, dan lain-lain. Sebagaimana dikemukakan Al Qur’an:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lembut kepada mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusywarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakklah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS Ali Imron 159)



Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "PRIBADI AKTIFIS DAKWAH KAMPUS"

Sahabat... semua ide punya cacat, tapi dengan pendapat dari mu, ide itu akan semakin sempurna :
Ayo sempurnakan ide agar dia jadi kenyataan,Demi PERUBAHAN!!!!